Skip to main content

Doa untuk Putraku (Anakayah DANIS)

 

Tuhanku...

Bentuklah putraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya. Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan

Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahanFoto003

Tetap Jujur dan Rendah Hati dalam kemenangan

Bentuklah putraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita- citanya dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja

Seorang putra yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan

Tuhanku...

Aku mohon, janganlah pimpin putraku di jalan yang mudah dan lunak. Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan

Biarkan putraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya

Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi, sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain

Berikanlah hamba seorang putra yang mengerti makna tawa ceria tanpa melupakan makna tangis duka

Putra yang berhasrat untuk menggapai masa depan yang cerah namun tak pernah melupakan masa lampau

Dan, setelah semua menjadi miliknya...

Berikan dia cukup rasa humor sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh namun tetap mampu menikmati hidupnya

Tuhanku...

Berilah ia kerendahan hati...

Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki...

Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna...

Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud, hamba, ayahnya, dengan berani berkata "hidupku tidaklah sia-sia"

Douglas Mac Arthur

Comments

rahma said…
Amiiiinnnn, mudah2an tercapai ya Pak.

Popular posts from this blog

Ujian Pertama di Bulan Puasa

Siang pertama di bulan puasa bukanlah penyebab bintik-bintik keringat yang mulai bermunculan di kening para mahasiswa. Penyebabnya adalah ujian lisan mata kuliah Psikologi Pendidikan, dan wajah Bu Esti, dosen penguji, yang dalam sekejap bisa mengubah bintik keringat itu menjadi tetesan.  Satu julukan untuk Bu Esti: Dosen Tanpa Ampun Terlalu lurus, terlalu disiplin, terlalu kaku. Wajahnya datar nyaris tanpa ekspresi Tapi sorot matanya bisa melunturkan keberanian sebelum satu kata pun terucap. Beberapa mahasiswa  yang mendapat giliran sehari sebelumnya dikabarkan kehilangan suara, bahkan ada yang keluar dengan mata merah mau menangis. Di depan ruang sidang, sebuah lorong panjang menjadi tempat para mahasiswa menunggu giliran. Suasana hening, kecuali beberapa bisik- bisik panik dan buku catatan yang dibolak-balik tanpa benar-benar dibaca.  Pintu ruang sidang terbuka. Asisten Bu Esti muncul, menyampaikan pesan bahwa siapa pun yang siap, dipersilakan maju lebih dulu.  Tak...

Ten Thousand Lifetime

I will search for you through a Thousand Worlds and Ten Thousands of a Lifetime . Until I find you 47 ronin