Skip to main content

Maafkan aku Senja


Pagi kuberanjak lekas menjumput rejeki
Mengarungi lorong kehidupan
Keriuhan pasar menenggelamkanku
Beban yang kubawa terasa jadi ringan
Setelah satu dua sapa
Setelah oceh nakal bocah sudut pasar
Tapi kepedihan hari lalu kembali membayang
Kujalani lagi lorong kehidupan
Kutinggalkan Pagi di keriuhan pasar meredup
Kumenemui Siang di pengap asap kotaku
Ada wajah wajah murka dihadapan Siang
Ada wajah wajah kecewa di kanannya
Ada wajah wajah sinis di kirinya
Tapi juga kulihat wajah wajah berpengharapan diselanya
Beban yang kubawa terasa jadi ringan
Tapi kepedihan hari lalu kembali membayang
Dengan langkah terseret
Kutinggalkan Siang di bak sampah batas kotaku
Penuh debu dosa kehidupan seluruh ragaku
Tusukan onak duri di hutan ranggas sadarkan jalanku
Tertatih aku menuju Pohon Jati disudut sana
Bersama, kuhela beban yang kubawa
Dibawah Pohon Jati itu
Aku sandarkan jiwaku
Juga luka raga dan debu dosaku
Dan beban hari lalu
Saat itulah Sang Waktu menemuiku
Dan memintaku untuk bersama ke Istananya
Tak bisa lagi kupenuhi janjiku kepada Senja
Sang Waktu mengangkat semua debu dosa dan luka raga
Dan beban hari lalu
Maafkan aku Senja,
Tak bisa menemanimu menemui Malam
Istana Sang Waktu mendekap hangat dan membebaskanku
Dari semua kepedihan dan dosaku

050914

Comments

Popular posts from this blog

Doa untuk Putraku (Anakayah DANIS)

  Tuhanku... Bentuklah putraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya. Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan Tetap Jujur dan Rendah Hati dalam kemenangan Bentuklah putraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita- citanya dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja Seorang putra yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan Tuhanku... Aku mohon, janganlah pimpin putraku di jalan yang mudah dan lunak. Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan Biarkan putraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi, sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain Berikanlah hamba seorang putra yang mengerti makna tawa ceria tan...

Ujian Pertama di Bulan Puasa

Siang pertama di bulan puasa bukanlah penyebab bintik-bintik keringat yang mulai bermunculan di kening para mahasiswa. Penyebabnya adalah ujian lisan mata kuliah Psikologi Pendidikan, dan wajah Bu Esti, dosen penguji, yang dalam sekejap bisa mengubah bintik keringat itu menjadi tetesan.  Satu julukan untuk Bu Esti: Dosen Tanpa Ampun Terlalu lurus, terlalu disiplin, terlalu kaku. Wajahnya datar nyaris tanpa ekspresi Tapi sorot matanya bisa melunturkan keberanian sebelum satu kata pun terucap. Beberapa mahasiswa  yang mendapat giliran sehari sebelumnya dikabarkan kehilangan suara, bahkan ada yang keluar dengan mata merah mau menangis. Di depan ruang sidang, sebuah lorong panjang menjadi tempat para mahasiswa menunggu giliran. Suasana hening, kecuali beberapa bisik- bisik panik dan buku catatan yang dibolak-balik tanpa benar-benar dibaca.  Pintu ruang sidang terbuka. Asisten Bu Esti muncul, menyampaikan pesan bahwa siapa pun yang siap, dipersilakan maju lebih dulu.  Tak...

Ten Thousand Lifetime

I will search for you through a Thousand Worlds and Ten Thousands of a Lifetime . Until I find you 47 ronin