Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2014

Bunga & Tembok

Seumpama bunga
 Kami adalah bunga yang tak
 Kau hendaki tumbuh 
 Engkau lebih suka membangun Rumah dan merampas tanah Seumpama bunga
 Kami adalah bunga yang tak
 Kau kehendaki adanya
 Engkau lebih suka membanguN Jalan raya dan pagar besi  Seumpama bunga
 Kami adalah bunga yang Dirontokkan di bumi kami sendiri  Jika kami bunga
 Engkau adalah tembok itu
 Tapi di tubuh tembok itu telah kami sebar biji-biji Suatu saat kami akan tumbuh bersama Dengan keyakinan: engkau harus hancur! Dalam keyakinan kami Di manapun–tirani harus tumbang! Wiji Thukul

Menikah

Menikahlah denganku Kau akan tertawa lepas Beban hilang sudah hempasan derita mengarus Di laut lepas... Karena aku adalah KEBEBASAN

Berpelukanlah

"Untuk bertahan hidup, kita membutuhkan 4 pelukan sehari. Untuk kesehatan, kita butuh 8 pelukan perhari. Untuk pertumbuhan, awet muda, kebahagiaan, kita perlu 12 pelukan perhari,"  kata Virginia Satir, terapis keluarga. Mungkin,  Anda sedikit heran, benarkah pelukan memiliki kekuatan yang begitu hebat, hingga bisa membuat sehat, panjang umur, dan awet muda? Kapan terakhir kali Anda memeluk seseorang atau seseorang memeluk Anda? Jika jawabannya jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali, coba ingat-ingat, apa yang belakangan ini Anda rasakan? Bisa jadi Anda sering sakit-sakitan, depresi, stres, sakit kepala, dan emosional. Berbagai penelitian menunjukkan terapi pelukan bisa menyembuhkan penyakit fisik dan psikis. Bisa mengatasi stres, depresi dan lain-lain. Orang yang dipeluk, ataupun memeluk, merasakan adanya kekuatan cinta yang mengelilingi mereka. Kekuatan ini yang membuat kekebalan tubuh kita semakin meningkat. Pelukan Damai Saat berpe

Demi

Demi ego Aku campakkan ulur tangan persahabatanmu Demi ego Kau tolehkan pandang dari senyumku mengembang Kau dan aku Sama sama tahu Dua jiwa bersatu Dua pikir memadu Merubah hitam putih jadi warna Demi ego Kau dan aku Tak mau bersatu Fsw/1014

Jiwa Merdeka

wahai jiwa merdeka katakan padaku bagaimana kau melewati waktu kelam yang kau tempuh dahulu waktu senang yang kau arungi dahulu dan bagaimana kau tetap merdeka dalam waktumu sekarang berbagilah denganku agar jiwaku tetap merdeka jua

Tanyakan pada diri sendiri, "mengapa?"

Seorang pekerja wanita berangkat dari rumahnya ke kantor dengan menggunakan bus antar-jemput yang mengantarkan terlebih dahulu pekerja lain di beberapa kantor di sekitarnya. Bus itu mengantarkan wanita tadi satu jam lebih awal dari jam kerjanya. Saat pulang kerja, bus itu menjemputnya ke kantor sekitar 50 menit setelah ia menyelesaikan pekerjaannya. Secara keseluruhan dua jam telah terbuang percuma sehingga ia menjadi lelah. Apalagi ia harus bangun pagi agar tidak tertinggal bus jemputannya itu, yang akhirnya ia mengorbankan waktu tidurnya juga. “Mengapa engkau tidak menggunakan kereta saja? Layanan seperti itu lebih mewah, tepat waktu, murah, dan nyaman,” kata seseorang kepada wanita itu. “Saya tidak pernah menggunakan kereta dalam hidup saya.” “Tapi kereta lebih murah beberapa puluh ribu setiap  bulannya dibandingkan membayar bus.” “Tidak, aku tidak menggunakan taksi dan kereta karena ini adalah aturan hidup saya.” “Mengubah aturan dan mulailah menggunakanya, banyak kok para pr

Manfaat Pengalaman

Kebenaran yang agung ada pada kita Panas dan dingin, duka cita dan penderitaan, Ketakutan dan kelemahan dari kekayaan dan raga Bersama, supaya kepingan kita yang paling dalam Menjadi nyata. ~ Jalaluddin Rumi ~

Donor darah

Kali ini, ikut serta dalam Donor Darah yang diselenggarakan Legend Premium Cafe, dalam memperingati Ulang Tahunnya pada 12 Oktober 2014. Semoga Donorku kali ini membawa kebaikan bagi diri dan lingkungan

Wahai Kekasih, Dekap Aku dalam Cintamu

Oleh Jalaluddin Rumi Asap yang menari bersama cinta – Wahai Kekasih, dekap aku seperti asap yang menari itu Panas yang membakar dalam api Wahai kekasih, dekap aku seperti panas membakar api Lilin cintaku terbakar oleh rasa kangen Seperti lelehan lilin ia menangis Seperti sumbu lilin yang terbakar habis Wahai kekasih, dekap aku seperti lilin yang meleleh karena sumbunya terbakar api Saat sekarang kita berjalan bersama menyusuri jalan cinta Tak dapat kita tidur lagi malam-malam Di rumah penginapan pemusik menabuh genderang dan drum – Wahai Kekasih, dekap aku seperti pejalan dan pemusik itu Malam gelap, para pecinta tak terlelap Jangan ganggu mereka dengan keinginan untuk tidur sejenak Satu yang mereka inginkan, di sini bersama kita Wahai Kekasih, dekap aku seperti para pencinta luapkan cinta Penyatuan diri bagaikan sungai yang mengalir dengan sepenuh godaan menuju laut Malam nanti bulan akan mencium bintang-bintang Majnun menjelma Laila – Wahai Kekasih, dekap aku se

Ibu harus mau diganggu...!!

Seorang dokter yg bertugas di sebuah desa sedang berkeliling ke rumah warga lalu mampir di rumah seorang petani, ia terkesan oleh kepandaian dan sikap ramah dari anak si petani yg menyambut kedatangannya. Usianya kira-kira 5th, sang dokter penasaran mengapa anak itu begitu ramah. Tak lama ia menemukan jawabannya, tatkala ibu anak itu tengah sibuk di dapur mencuci piring-piring dan perkakas dapur yg kotor, si anak datang kepadanya dengan membawa sebuah majalah "Bu, apa yg sedang dilakukan pria dalam foto ini?", tanyanya. Sang dokter tersenyum kagum ketika melihat ibu anak itu segera mengeringkan tangannya, duduk di kursi, memangku anak itu dan menghabiskan waktu selama sepuluh menit utk menerangkan serta menjawab berbagai pertanyaan buah hatinya.    Setelah anak itu beranjak pergi sang dokter menghampiri ibu itu dan berujar, "Kebanyakan ibu tidak mau diganggu saat ia sedang sibuk? Mengapa ibu tidak seperti itu?" Dengan senyum si ibu menjawab, "Saya

Panggillah Dia dengan Hatimu

Kala sapa tak lagi membuatnya menjawab Kala tangan tak lagi bisa berjabat Juga mata tak mampu menolehkan pandang Maka Panggillah dia dengan hatimu Hati bicara dengan bahasanya Hangatnya melebihi pelukan Pandangnya menghujam sukma  Begitulah cinta ... fsw/1014

Dibawah lautan hujan sore

Di bawah lautan hujan sore Membentangkan tangan Tengadahkan muka Bersamanya kutumpahkan Berjuta titik tangis Agar tersamar dari pandang Aku bernyanyi gembira fsw/1014