Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2016

Mengenangmu

Quote ini menggambarkanku

Puisiku

Mengenangmu adalah cinta Tatapanmu adalah matahari hati, Air matamu adalah sungai kehangatan, Genggammu adalah harapan, ku pernah berjanji menjaganya Ucapmu adalah pelita, Kehilanganmu adalah petaka, yang membuatku berpuisi sepanjang hidup 25102013

Aku (tidak) mengenang luka

Aku (tidak) mengenang luka Sekarang Aku tidak mengenang luka Yang kau torehkan padaku Bukan, bukan itu Aku mengenang, adakah aku Memberimu luka dahulu Pada saat saat engkau bersamaku Saat awal bertemu, Satu tangismu kutemui Kau bicara tentang luka cinta pertama Tangisan keduamu yang kutemui Adalah saat aku berpisah darimu Berpuluh pisau menusuk Sekarang aku tak ingin memberimu tangis ketiga Aku merindumu Juga aku tak mampu memelukmu lagi Cukuplah kau tahu Ternyata cinta saja tak cukup untuk menyatukan mimpi yang berbeda

Kujejakkan kaki

Direlung relung Borobudur, memberi arti perjalanan

Hanya Amalmu

Wisnhutama

NAK... KEMANA BAPAKMU?

*Renungan bagi ayah/calon ayah Waktu itu jam shalat isya, saya bertemu dengan dua bocah adik kakak dimesjid tak jauh dari rumahku. Mereka berusia skitar 3 dan 5 tahunan. Rambut yang lusuh, pakaian habis main dan samping yang melorot ga terikat kuat ciri khas bocah itu. Kadang ingus nya menghiasi hidungnya sesekali. Stiap saya shalat disana, mereka berdua selalu ikut shalat di mesjid itu. Seperti anak lain umumnya, mereka masih main di dalam shalat. Tapi saya sedikit salut pada dua anak itu. Sebab ga ada orang yang nyuruh, tapi mereka ikut aja shalat berjamaah sama orang dewasa. Bahkan sampai selesai sholat. Renungan: Bagaimana dengan kita? Kita disuruh shalat tetap aja susah. Apalagi gak disuruh???. --- Malam itu saya iseng tanya yang paling kecil adiknya, "kalo bapak ada? Tanya saya. "ada", jawab dengan cadel. "Kalo bapak, ga ikut sholat berjamaah?" tanya iseng saya "Nggak", sambil geleng geleng kepala. "Kenapa bapak g