Skip to main content

NAK... KEMANA BAPAKMU?


*Renungan bagi ayah/calon ayah
Waktu itu jam shalat isya, saya bertemu dengan dua bocah adik kakak dimesjid tak jauh dari rumahku. Mereka berusia skitar 3 dan 5 tahunan.
Rambut yang lusuh, pakaian habis main dan samping yang melorot ga terikat kuat ciri khas bocah itu. Kadang ingus nya menghiasi hidungnya sesekali.
Stiap saya shalat disana, mereka berdua selalu ikut shalat di mesjid itu.
Seperti anak lain umumnya, mereka masih main di dalam shalat. Tapi saya sedikit salut pada dua anak itu. Sebab ga ada orang yang nyuruh, tapi mereka ikut aja shalat berjamaah sama orang dewasa. Bahkan sampai selesai sholat.
Renungan: Bagaimana dengan kita? Kita disuruh shalat tetap aja susah. Apalagi gak disuruh???.
---
Malam itu saya iseng tanya yang paling kecil adiknya,
"kalo bapak ada? Tanya saya.
"ada", jawab dengan cadel.
"Kalo bapak, ga ikut sholat berjamaah?" tanya iseng saya
"Nggak", sambil geleng geleng kepala.
"Kenapa bapak ga ikut?" tanya saya penasaran.
"Bapak lagi maen PS ", kata anak kecil polos itu.
SubhaAllah.. Anaknya kemesjid bapaknya malah main playstation. Hmmm
Padahal seharusnya tanggung jawabnya mendidik anak shalat. Shingga anak tidak mengganggu orang lain shalat. Justru ayah menjadi teladan anak dirumah atau pun dimesjid.
Dan pertanyaan saya trakhir pada anak itu, "kenapa ade ga ikut bapak maen PS juga kaya bapak?"
"Males" sambil lari ke arah kakanya.
Ikhwafillah...
MasyaAllah... Ada anak yang bilang males buat main tapi setiap hari mereka berdua ga pernah bilang males shalat berjamaah dimesjid.
BAHKAN shalat tepat waktu. Buktinya setiap saya shalat dimesjid itu dua bocah itu ada terus. Dan Meski bacaan mereka belum fasih membaca. MasyaAllah.
Bandingkan dengan kita, yang mungkin terbalik SHALAT dianggap MALES. Dan main itu slalu on time. Malu lah kita pada dua anak tersbut.
Dan hikmah buat calon bapak/bapak-bapak yang membaca catatan ini..
Didiklah anak semasa kecil jangan sia siakan waktunya karena anakmu bisa jadi ladang amal buatmu
Jadilah teladan baginya menjadi sosok idolanya di rumah.
Dan bimbinglah mereka menjadi pejuang islam yang sholeh dan sholehah membanggakan Allah, Rosul dan Umat Islam lainnya.
Kisah nyata, 8-2-2016
Alhikmah
Ig: @provyogi

Comments

Popular posts from this blog

Ten Thousand Lifetime

I will search for you through a Thousand Worlds and Ten Thousands of a Lifetime . Until I find you 47 ronin

Aku Ingin Melukis Rumah Untukmu, Anakku

Aku Ingin Melukis Rumah Untukmu, Anakku Sedang duduk kita di beranda Tangan-tangan kecilmu dan terang bola matamu Adakah bedanya Dengan gambar kecilku dulu Waktu kulukis rumah Tanpa pintu tanpa jendela Dan langit kelabu diatasnya Ingin kuhapus masa lalu Hari-hari terisak yang sukar engkau mengerti Sekarang dibelakangmu aku berdiri Sudahkah benar aku menjadi ayah Setelah memberimu beberapa Sesuatu yang tidak engkau pinta Namun aku harus melakukannya Selagi kental tinta kasih sayang kita Mungkin belum pudar persahabatan, kejujuran, Dan semua saja yang pernah kita bangun Menuliskan garis dan warna menawan Ingin aku melukis lagi sebuah rumah untukmu Dengan awan putih diatasnya Sebuah rumah yang terang Berpintu dan berjendela Agar bebas mengalir lalu lalang Bendera nurani kita 1995 Handrawan Nadesul