Skip to main content

Ayah, maafkan aku

 

Menyambung benang menyambung hidup

Resapilah kenangan-kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah-wajah Orang-orang tercinta.

Rasakanlah betapa kebahagiaan dan keharuan akan membuncah seketika jika mengingat itu semua.

Pengorbanan yang kadang melelahkan namun enggan Dia ungkapkan Tanpa kata, tanpa suara............seolah Dia berkata... "betapa lelahnya aku hari ini". Dan penyebab lelah itu? Untuk siapa dia berlelah-lelah? Tak lain adalah kita.

Selanjutnya, bayangkanlah apa yang akan terjadi jika esok hari Dia "orang-orang terkasih itu".......... tidak lagi membuka mata untuk selamanya ...

Ayah, maafkan aku........

Gurat keriput di wajahmu , tanda juangmu

Mengumpulkan rupiah demi rupiah

Untuk nasi yang kumakan setiap hari

Ayah, maafkan aku........

Tubuh rentamu, tanda tenaga yang terkuras

Mengumpulkan harap demi harap

Agar aku anakmu bisa hidup layak

Ayah, maafkan aku.......

Aku lebih sering lupa daripada ingat untuk menyapamu

Aku lebih sering merasa lebih hebat darimu

Aku lebih sering melukaimu daripada menyenangkanmu

Ayah, maafkan aku.......

Kalau aku merasa tidak bisa mengerti jalan pikirmu

Kalau aku merasa engkau terlalu berhati-hati

Kalau aku merasa engkau terlalu tua untuk didengarkan

Ayah, maafkan aku.......

Apapun itu, akulah yang sombong

Akulah yang tidak tahu terima kasih

Akulah yang tidak peduli

Ayah, maafkan aku.......

Aku mencintaimu dengan cara yang aneh

Aku menghormatimu dengan cara yang tidak biasa

Aku mengagumimu tanpa kata-kata

Ya Allah begitu besar pengabdian mereka kepada anaknya,

Ya Allah hanya untaian doa yang bisa aku berikan kepada mereka berdua,

Ya Allah Terimalah Doa HambaMu ini.."

ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO

" Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil " Amin.......

Sungguh Bergetar hatiku,bergetar jiwaku,mengalir air mataku.......

Salam Inspirasi

Comments

Popular posts from this blog

Ten Thousand Lifetime

I will search for you through a Thousand Worlds and Ten Thousands of a Lifetime . Until I find you 47 ronin

Aku Ingin Melukis Rumah Untukmu, Anakku

Aku Ingin Melukis Rumah Untukmu, Anakku Sedang duduk kita di beranda Tangan-tangan kecilmu dan terang bola matamu Adakah bedanya Dengan gambar kecilku dulu Waktu kulukis rumah Tanpa pintu tanpa jendela Dan langit kelabu diatasnya Ingin kuhapus masa lalu Hari-hari terisak yang sukar engkau mengerti Sekarang dibelakangmu aku berdiri Sudahkah benar aku menjadi ayah Setelah memberimu beberapa Sesuatu yang tidak engkau pinta Namun aku harus melakukannya Selagi kental tinta kasih sayang kita Mungkin belum pudar persahabatan, kejujuran, Dan semua saja yang pernah kita bangun Menuliskan garis dan warna menawan Ingin aku melukis lagi sebuah rumah untukmu Dengan awan putih diatasnya Sebuah rumah yang terang Berpintu dan berjendela Agar bebas mengalir lalu lalang Bendera nurani kita 1995 Handrawan Nadesul