Skip to main content

Jadilah Engkau Buminya, Maka Dia Senantiasa Menjadi Langitmu


Sunrise Assalaamu'alaykum Wr.Wb.Akhwat dan Ikhwan Fillah, Bismillaahirrohmaanirrohiim.........

Sejak pernikahan itu, kita sudah berada dalam sebuah ikatan perjanjian yang berat yang disebut dalam Al-Qur'an dengan ' mitsaqon gholizhon '. Begitu beratnya perjanjian tersebut sehingga jika ada yang melanggarnya dengan adanya perceraian ( thalaq ) membuat bergetar nya ARSY' Alloh Swt.
Zaujati....mungkin engkau sudah mengetahui kisah seorang ibu bernama Umamah binti Al-Harits As-Syaibani,istri Auf As-Syaibani yang menyampaikan nasehat dan wasiat menjelang putrinya menikah.

Jadikanlah nasihat tersebut sebagai pengingat dan penyadar dirimu.
Dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang, Umamah binti Al-Harits berkata pada putrinya, " Wahai putriku sayang, sesungguhnya wasiat itu merupakan peringatan bagi orang yang lupa dan bantuan bagi orang yang berakal. Ketahuilah anakku, wanita itu ada untuk menemani laki-laki dan begitu pun dengan laki-laki, ia ada untuk menemani wanita. Wahai putriku, kalau engkau ingin agar pergaulanmu dengan suamimu abadi, maka jadilah engkau 'hamba sahaya'nya. Jadilah engkau 'bumi'nya, maka dia senantiasa menjadi 'langit'mu. Selain itu, peliharalah 10 butir wasiatku ini. Insya Alloh wasiat ini akal menjadi bekalmu dalam mengarungi hidup bersamanya.


PERTAMA DAN KEDUA :
" Terimalah pemberiannya walaupun sedikit dengan penuh rasa syukur, dan perkenankanlah permintaannya dengan penuh rasa hormat dan tulus ".

KETIGA DAN KEEMPAT :
"Perhatikanlah arah dimana matanya dapat tertuju dan hidungnya dapat menghirup. Jangan sampai kedua matanya melihat sesuatu yang buruk dari penampilanmu, dan jangan pula hidungnya menghirup kecuali harum semerbak dirimu".


KELIMA DAN KEENAM :
"Perhatikanlah waktu-waktu makan dan tidurnya. Rasa lapar melahirkan emosi dan kekurangan tidur mengundang amarahnya".


KETUJUH DAN KEDELAPAN :
"Peliharalah harta bendanya dan perhatikan sanak keluarganya. Prinsip pokok menyangkut harta adalah perhitungan yang teliti, dan dasar utama menyangkut sanak keluarga adalah pelayanan yang mesra ".


KESEMBILAN DAN KESEPULUH :
"Janganlah membangkang perintahnya dan jangan juga membocorkan rahasia nya. Jika ananda membangkang perintahnya, tertanam benih kebencian dalam dadanya, dan jika membocorkan rahasianya, maka tidak ada lagi terjamin kesetiaannya. Jangan pula menampakkan kegembiraan saat dia gundah gulana atau kesedihan saat dia gembira ".
Zaujati....engkau sudah mendengar wasiat atau nasehat ibu kepada putrinya. Sekarang, dengarkanlah nasehat dari seorang ayah kepada putrinya. Perhatikanlah nasehatnya yang sangat berharga yang akan disampaikan kepada putrinya tersayang, " Wahai anakku, hindarilah curiga yang berlebih-lebihan karena itu bisa mendatangkan perceraian. Jangan suka mengomel karena itu bisa merusak cinta kasih.Dan ketahuilah bahwa air wudhu merupakan pembersih yang paling baik! ".
Demikianlah sahabat-sahabat yang budiman nasehat-nasehat dan wasiat-wasiat kedua orang tua kepada putri yang sangat disayanginya, smoga menjadi bahan renungan dan pelajaran bagi kita semua untuk perbaikan diri menuju pribadi yang lebih baik.....Aamiin Yaa Mujiib, smoga manfaat!
Wassalaamu'alaykum Wr.Wb.......@~@~@

sumber: http://www.facebook.com/home.php?#!/notes.php?id=301729376267

Comments

Popular posts from this blog

Ten Thousand Lifetime

I will search for you through a Thousand Worlds and Ten Thousands of a Lifetime . Until I find you 47 ronin

Aku Ingin Melukis Rumah Untukmu, Anakku

Aku Ingin Melukis Rumah Untukmu, Anakku Sedang duduk kita di beranda Tangan-tangan kecilmu dan terang bola matamu Adakah bedanya Dengan gambar kecilku dulu Waktu kulukis rumah Tanpa pintu tanpa jendela Dan langit kelabu diatasnya Ingin kuhapus masa lalu Hari-hari terisak yang sukar engkau mengerti Sekarang dibelakangmu aku berdiri Sudahkah benar aku menjadi ayah Setelah memberimu beberapa Sesuatu yang tidak engkau pinta Namun aku harus melakukannya Selagi kental tinta kasih sayang kita Mungkin belum pudar persahabatan, kejujuran, Dan semua saja yang pernah kita bangun Menuliskan garis dan warna menawan Ingin aku melukis lagi sebuah rumah untukmu Dengan awan putih diatasnya Sebuah rumah yang terang Berpintu dan berjendela Agar bebas mengalir lalu lalang Bendera nurani kita 1995 Handrawan Nadesul